PERENCANAAN DAN PENALARAN KARANGAN
PERENCANAAN KARANGAN
Untuk menulis karangan formal seperti makalah, skripsi, tesis dan disertasi, dan sebagainya, seorang penulis dituntut memenuhi beberapa persyaratan. Persyaratan tersebut anatara lain teknik penyajian, isi dan bahasa. Dengan begitu, seorang penulis benar-benar siap mengemukakan gagasannya dalam bahasa tulis secara terorganisasi. Ini mengisyaratkan bahwa penulis bukan sesuatu yang kebetulan, namun, memang sudah direncanakan. Semua tahap persiapan penulisan itu disebut perencanaan.
Pengertian
1. Mengarang adalah pekerjaan merangkai kata, kalimat, dan paragraf (alenia) untuk menjabarkan dan atau mengulas topik dan tema tertentu guna memperoleh hasil akhir berupa karangan. Atau bisa dikatakan adalah keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami.
2. Karangan adalah hasil penjabaran suatu gagasan secara resmi dan teratur tentang suatu topik atau pokok bahasan.
A. Hakikat Perencanaan Karangan
1. Proses Kreatif,
Menulis merupakan proses kreatif:
Pertama Tahap persiapan yaitu mengumpulkan informasi, merumuskan masalah, menentukan arah dan fokus penulisan, mengamati objek yang akan ditulis, dan memperkaya pengalaman kognitif untuk proses selanjutnya.
Kedua Tahap inkubasi (pendadaran) yaitu proses logis dengan memanfaatkan seluruh informasi yang akan dikumpulkan dari sebab ke akibat atau tesis – antitesis sampai dengan sintesis yang merupakan pemikiran sinergi kreatif yang juga bersifat khas sampai dengan pembahasan yang lebih luas yang merupakan solusi, pemecahan masalah, atau jalan keluar atas pemikiran yang dihadapi.
Ketiga Tahap iluminasi atau kejelasan yang ditandai dengan adanya inspirasi pemecahan masalah.
Keempat Tahap verifikasi yaitu mengevaluasi, memeriksa kembali, atau menyeleksi seluruh tahapan, dan menyusunnya kembali sesuai dengan fokus tujuan penulisan.
Karangan ilmiah mempunyai karakteristik umum yaitu:
a. Objektif artinya setiap pernyataan (kata, frasa, kalimat, paragraf) dapat diukur. Untuk itu penulis harus menggunakan kata-kata denotatif bukan konotatif;
b. Logis yaitu menggunakan penalaran yang sistematis dari topik, permasalahan, tujuan, analisis atau pembahasan, sampai dengan kesimpulan dan saran;
c. Empirik yaitu menggunakan data yang diperoleh melalui pengalaman, pengamatan, atau penelitian.
2. Menentukan jenis Karangan
Perencanaan karangan ilmiah pada tahap awal yaitu menentukan jenis karangan yang akan ditulis: makalah, artikel jurnal, proposal, laporan, atau jurnal.
a. Makalah
Makalah membahas sebuah topik yang terkait dengan perkuliahan atau tema dalam suatu seminar, simposium, kongres, atau seminar dan lokakarya.
Makalah diklasifikasikan dalam dua jenis, yaitu: makalah biasa dan makalah posisi.
1) Makalah biasa cenderung lebih bebas, tidak terikat oleh posisinya sebagai mahasiswa, profesi keahlian, atau posisi lain.
2) Makalah posisi yaitu makalah yang ditulis berdasarkan posisi penulisnya, misalnya orang diminta menulis makalah dalam posisinya sebagai gubernur, menteri, ilmuan, atau posisi lain.
Sistematika makalah : judul, abstrak, pendahuluan, pembahasan isi, kesimpulan, dan daftar pustaka.
Langkah-langkah penulisan: menentuklan dan membatasi topik, membuat kerangka dan mengumpulkan bahan, membaca buku sumber (pustaka) dan menentukan bagian yang akan dirujuk, menulis draf atau rencana konsep makalah, menyunting sendiri draf yang ditulisnya, dan menyempurnakan makalah sehingga siap cetak.
b. Artikel Jurnal
Artikel jurnal adalah karangan ilmiah dalam bidang ilmu tertentu yang diterbitkan dalam sebuah jurnal yang khusus menerbitkan bidang kajian ilmu tersebut.
Artikel jurnal diklasifikasikan ke dalam dua kategori: pertama artikel ilmiah yang bertujuan membuka forum diskusi, argumentasi, analisis, dan sintesis sejumlah pendapat dan temuan para ahli dan pemerhati dalam kajian ilmu tertentu yang sama-sama ditekuninya. Kedua artikel yang berisi kajian hasil penelitian. Kesimpulan hasil ini terkait dengan variabel bebas dan variabel terikat yang diteliti.
Judul artikel:
(1) mencerminkan materi bahasan pada kata atau istilah yang digunakan dalam judul.
(2) Berdaya tarik kuat untuk merangsang pembaca, boleh menggunakan kata yang “provokatif” agar merangsang orang untuk membacanya.
(3) Dapat dirumuskan dalam kalimat berita atau kalimat tanya.
Nama penulis:
(1) ditulis lengkap, tanpa gelar akademis atau gelar profesi untuk mencegah timbulnya kesan senioritas;
(2) boleh mencantumkan gelar kebangsawanan atau keagamaan;
(3) jika ditulis dua orang atau lebih hanya mencantumkan penulis utama disertai kata dkk, nama seluruh penulis lengkap boleh dituliskan pada catatan kaki.
(4) Nama lembaga penulis dapat dituliskan tepat di bawah namanya pada catatan kaki.
Abstrak:
(1) penyajian ringkas dari seluruh artikel, bukan komentar atau pengantar,
(2) diketik dengan spasi tunggal, ditempatkan menjorok lima ketikan dari margin kiri maupun kanan
(3) kata kunci merujuk bidang ilmu yang dikaji, ditulis di bawah abstrak.
Pendahuluan:
(1) menarik perhatian pembaca, mengacu pada permasalahan yang dibahas, menekankan masalah yang kontroversial.
(2) Menyajikan sari artikel terdahulu, menyajikan pembahasan masalah yang belum tuntas.
(3) Diakhiri dengan rumusan masalah atau tujuan singkat yang akan dibahas.
Bagian inti:
(1) berisi pembahasan, analisis, argumentasi, komparasi, dan pendirian penulis tentang masalah yang ditulis.
(2) Pembahasan yang bersifat argumentatif, analitis, kritis, sistematis, dan logis,
(3) Tidak bersifat instruktif dan diusahakan bersifat komparatif juga bukan enumerasi (pecahan materi, komplikasi seperti diktat).
Penutup atau Kesimpulan:
(1) menandai akhir artikel hasil pemikiran,
(2) merupakan paduan hasil pemikiran, pendapat ahli, dan teori yang digunakan,
(3) merupakan jawaban/solusi masalah atau pendirian penulis atas pembahasan,
(4) menyajikan rekemendasi yang ditujuakan kepada seseorang atau suatu lembaga
Daftar Pustaka
(1) mencatumkan pustaka yang benar-benar dirujuk dalam pembahasan artikel
(2) daftar rujukan ditulis pada halaman terakhir bukan halaman baru
(3) disusun berdasarkan alfabetik penulis
(4) mengiktui standar internasional.
c. Proposal adalah karangan ilmiah yang berisi rancangan kerja. Proposal mempunyai beberapa jenis seperti: proposal skripsi mahasiswa, proposal penelitian (rancangan penelitian yang didanai oleh lembaga), proposal kerjasama untuk melakukan suatu kegiatan yang didanai oleh sponsor.
d. Laporan Ilmiah Berbentuk Naskah
Laporan adalah penyampaian informasi yang ditulis secara lengkap, jelas, sistematis, objektif, dan tepat waktu oleh seseorang kepada orang lain atau pejabat.
3. Perencanaan Karangan ilmiah
Perencanaan karangan ilmiah adalah proses awal mengarang sampai dengan penulisan akhir. Perencanaan ini mencakup prapenulisan, peng-organisasian keseluruhan penulisan, penulisan, penyuntingan, dan presentasi. Penulisan karangan formal, seperti makalah penelitian, skripsi, tesis, disertasi, atau karangan ilmiah lainnya menuntut beberapa persyaratan yang harus dipenuhi. Persyaratan ini menyangkut isi, bahasa, metode analisis, dan teknik penyajian.
Tahap-Tahap Penulisan
a. Prapenulisan
1) Menyusun daftar pustaka sementara, dan menentukan topik atau judul, masalah, tujuan, dan kalimat tesis,
2) Menyusun garis besar isi dan menyem-purnakannya menjadi kerangka karangan lengkap setelah datanya lengkap,
3) Menetapkan landasan teoritis,
4) Menetapkan sumber data (primer, sekunder) dan cara mengumpulkannya,
5) Menetapkan metode pembahasan,
6) Menyusun daftar pustaka sementara,
7) Menjadwalkan pelaksanaanya.
b. Penulisan
1) Menuliskan keseluruhan naskah secara konseptual, disertai kutipan atau data yang diperlukan,
2) Penulisan tersebut mencakup:
a) Bagian pelengkap pendahuluan (halaman judul, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel),
b) Bagian naskah utama:
(1) Pendahuluan:
(a) Latar belakang menguraikan kesen-jangan antara kondisi ideal dengan fakta, alasan mengapa topik kajian perlu dibahas, studi pustaka sebagai landasan ideal dan kesenjangannya dengan kenyataan yang dihadapi,
(b) Masalah berupa pertanyaan yang timbul sebagai konsekuensi pemba-hasan pada latar belakang.
(c) Tujuan menjelaskan upaya yang hendak dicapai,
(d) Pembahasan masalah menjelaskan bagaimana menjawab masalah dan tujuan yang hendak dicapai atau ruang lingkup yang hendak dibahas, dan metode pembahasan yang digunakan.
(2) Bahasan utama:
(a) Deskripsi teori menggambarkan teori variabel pertama dan variabel kedua,
(b) Metode penelitian menjelaskan jenis metode yang digunakan (misalnya: deskriptif, kualitatif, analisis fungsi x terhadap y). Penjelasan metode pengumpulan data yang digunakan (misalnya: observasi, wawancara, pengujian, angket), cara menganalisis data, dll Bahasan selanjutnya:
(c) Deskripsi data yang sudah diolah,
(d) Analisis data dilakukan dengan metode penelitian di atas, dan
(e) Hasil analisis menyajikan temuan yang diperoleh melalui analisis data.
(3) Kesimpulan dan saran:
(a) Kesimpulan menyajikan penafsiran atas hasil analisis
(b) Saran (rekomendasi) menyajikan usulan kepada seseorang, sekelom-pok orang, atau pimpinan lembaga untuk melakukan suatu perbaikan atas kekurangan yang ditemukan dalam penelitian atau pembahasan.
(c) Pelengkap kesimpulan (daftar pustaka, lampiran, indeks).
c. Penyuntingan (Editing) : Penyuntingan naskah, penyuntingan materi, dan penyuntingan bahasa.
d. Penulisan naskah yang sudah sempurna, tanpa kesalahan.
e. Presentasi yaitu menyajikan hasil akhir penulisan makalah atau skripsi.
B. Topik Karangan
Topik karangan adalah ide sentral yang berfungsi mengikat keseluruhan uraian, deskripsi, penjelasan, dan seluruh pembuktian. Topik merupakan inti bahasan yang menjiwai seluruh karangan. Seluruh karangan harus mencerminkan topik tersebut.
Fungsi topik karangan
1. Mengikat keseluruhan isi,
2. Menjiwai seluruh pembahasan: pendahuluan (latar belakang, masalah, tujuan, ruang lingkup); bahasan utama (uraian, ilustrasi, deskripsi, pembuktian, narasi, penjelasan); dan singkatan;
3. Mengendalikan variabel : topik yang terikat dua variabel, pembahasanya juga terdiri atas dua bagian, jika topik menyatakan hubungan kedua variabel, pembahasanya juga juga terkait dengan hubungan tersebut;
4. Memudahkan pengembangan ide bagi penulis, bagi pembaca memudahkan pemahaman,
5. Memberikan daya tarik pembaca.
Indikator topik yang baik:
1. Topik yang baik
a. Topik yang baik bagi penulis, sesuai dengan: bidang keahliannya, bidang studi yang didalami, pengalaman penulis, pengalaman kerja, praktik di lapangan, penelitian, partisipasi dalam bidang ilmiah, bidang kerja atau profesi, karakter penulis (baik, cerdas, inovatif da kreatif), temuan yang pernah diteliti, kualifikasi pengalaman nasional, internasional) kemam-puan memenuhi tuntutan masyarakat, kemam-puan memenuhi kebutuhan pembacanya, dan temuan baru dalam bidang iptek yang diper-lukan pembaca.
b. Topik yang baik bagi pembaca, adalah topik yang dapat mengembangkan poptensi pem-bacanya, yaitu untuk mencapai target informasi yang diharapkan, untuk meningkatkan kecerdasan, meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, mengembangkan dan meningkatkan karier dan profesinya, upaya mempertajam dan memperhalus daya nalar, sesuai dengan kebutuhan informasi iptek yang diperlukan dll.
2. Menarik untuk ditulis dan dibaca,
Topik yang menarik bagi penulis akan meningkatkan kegairahannya dalam mengem-bangkan penulisannya, dan bagi pembaca akan mengundang untuk membacanya.
3. Dikuasai dengan baik
Untuk menghasilkan karangan yang baik, penulis harus menguasai teori-teori (data sekunder), data di lapangan (data primer).
4. Terbatas
Topik harus terbatas. Pembatasan mancakup: konsep, variabel, data, lokasi (lembaga) pengum-pulan data, dan waktu pengumpulan data.
5. Didukung data
Data merupakan bagian dari pembuktian. Oleh karena itu data harus relevan dengan pembatasan masalah. Selain itu data juga berfungsi untuk mendukung proses penalaran, terutama dalam menarik kesimpulan. Jenis data yang diperlukan yaitu data primer dan data sekunder.
a. Data Sekunder
Data sekunder ialah bukti teoritik yang diperoleh melalui studi pustaka.
b. Data Primer
Data primer adalah bukti penulisan yang diperoleh di lapangan yang dilakukan secara langsung oleh penulisnya. Untuk pembuktian suatu kasus penulisan ilmiah (laporan), penulis harus mengumpulkan data atau informasi secara cermat dan tuntas. Jika data tidak lengkap kesimpulan yang dihasilkan tidak valid (tidak sah). Selain itu data juga harus diuji kebenaran dan keabsahannya. Oleh karena itu, sebelum digunakan dalam karangan data harus diuji atau dievaluasi kebenaranya sehingga diketahui secara pasti data itu merupakan fakta. Data dapat diuji dengan wawancara, angket, observasi/penelitian lapangan, atau pene-litian kepustakaan.
Pengumpulan Data Primer
1) Pengalaman Kerja,
Pengalaman kerja di lapangan merupakan sumber data primer yang sangat berharga. Mahasiswa yang kuliah sambil bekerja dalam bidang profesi sama dengan bidang yang ditekuni di bangku kuliah dapat menulis karangan ilmiah (skripsi, makalah karya, dan sejenisnya) berdasarkan sumber data di tempat ia bekerja.
2) Wawancara
Wawancara atau interview adalah cara mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada seseorang informan yaitu orang yang ahli dan berwenang dalam masalah yang Anda tulis.
Keuntungan wawancara antara lain:
(a) secara kualitatif hasilnya wawancara dapat dipertanggungjawabkan,
(b) nilainya tinggi,
(c) kesalahan dapat dihindari,
(d) informan dapat memberikan keterangan tambahan, dan
(e) pernyataan dapat dikembangkan lebih lanjut.
Kelemahan wawancara antara lain:
(a) informasi yang terkumpul terbatas,
(b) memerlukan waktu yang lama, dan
(c) pelaksanaannya tergantung kepada kesiapan informan dan pewanwancara.
Langkah-langkah wawancara:
(a) Siapkan daftar pertanyaan sesuai data yang diinginkan.
(b) Ajukan pertanyaan berdasarkan data tersebut, jika terdapat informasi yang menarik dan relevan dengan data yang diperlukan, Anda dapat menggunakan pertanyaan di luar daftar tersebut.
(c) Daftar pertanyaan sebaiknya dijawab langsung oleh informan.
3) Angket
Angket adalah pengumpulan data dengan daftar pertanyaan tertutup yaitu pertanyaan yang disertai jawaban pilihan. Infroman cukup memberikan jawaban berdasarkan data yang diketahuinya.
Keuntungan angket: secara kuantitatif dapat mengumpulkan data yang banyak dalam waktu singkat.
Kelemahan angket: dapat terjadi salah paham antara informan dan pencari data karena ketidakjelasan pertanyaan sehingga menghasilkan data yang salah.
4) Observasi
Observasi adalah pengamatan langsung kepada objek yang diteliti.
Keuntungan observasi:
(a) dapat menjaring data secara intensif,
(b) analisis dan pengujian kembali dapat dilakukan
(c) diperoleh gambaran yang menyeluruh dan lebih akurat
(d) dapat dilakukan sesudah wawancara dan angket, dan
(e) objektif dan sesuai dengan keadaan fakta yang diperlukan.
Kelemahan observasi:
Dalam kondisi tertentu observasi memer-lukan biaya yang sangat besar, sulit dijangkau, serta tergantung pada tempat dan lokasi.
5) Pendapat dan Sikap
Penelitian pendapat dan sikap memerlukan dukungan data yang diperoleh secara langsung dari orang yang diteliti melalui:
(a) wawancara langsung kepada orang yang diteliti,
(b) tes skala sikap/pendapat, misalnya: amat setuju, agak setuju, ragu-tagu, kurang stuju, tidak setju. Penilaian pernyataan opsitif 5, 4, 3, 2, dan 1. Pernyataan negative, kebalikan dari penilaian 1, 2, 3, 4, dan 5. Jawaban tes ini dapat dianalisis secara kuantitatif,
(c) Analisis kualitatif dilakukan dengan berbagai pendekatan, misalnya pendekatan budaya, psikis, dan agama, serta,
(d) Pengamatan langsung kepada orang yang akan diteliti dengan mendes-kripsikan segala informasi yang diperlukan.
C. Judul Karangan
Topik ialah pokok pembicaraan dalam keseluruhan karangan yang akan dibahas. Setelah diperoleh topik yang sesuai, topik tersebut dinyatakan dalam suatu judul yaitu nama atau title karangan. Dalam karangan fiktif (roman, novel, cerita pendek), topik tidak sama dengan judul, misalnya : judul buku Siti Nurbaya, topik yang dibahas “kasih tak sampai.”
Syarat judul yang baik:
1) Sesuai dengan topik
Karangan ilmiah formal judul karangan sama dengan topiknya.
Contoh: Topik: Analisis fungsi penjualan produk terhadap kinerja bisnis
Judul: Analisis fungsi penjualan terhadap kinerja bisnis PT Semen Cibinong pada 2009.
2) Sesuai dengan isi karangan
Karangan ilmiah harus membatasi konsep, lokasi, dan tempat, untuk memastikan data sekunder, data primer yang diperlukan.
3) Berbentuk frasa (bukan kalimat)
Judul dinyatakan dalam bentuk frasa dan bukan kalimat. Frasa adalah kelompok kata yang mengandung makna. Frasa tidak mengandung unsur subjek dan predikat, sedang kalimat mengandung unsur subjek dan predikat.
Contoh:
a) Upaya mengembangkan inovasi kabel listrik dengan serat optik (benar)
b) Inovasi baru mengubah kabel listrik dengan serat optik (salah)
4) Singkat
Indikator singkat: mudah dipahami, mudah diingat, tidak melebihi 9 kata (tidak termasuk kata tugas)
Contoh:
(a) Analisis fungsi bahasa Indonesia dalam komunikasi bisnis pada pelayanan pajak di DKI Jakarta
(b) Pengaruh penjualan terhadap laba usaha PT Semen CIbinong 2009
(c) Upaya meningkatkan pendapatan melalui sektor pajak
5) Jelas
Topik karangan yang jelas sangat membantu penulis mengendalikan variable.
Indikator topik yang jelas ditandai berikut ini:
a) menggunakan kata lugas (denotasi).
b) fungsi setiap kata dapat diukur secara operasional,
c) tidak menggunakan kata kias
d) hubungan variabel bebas dan terikat menunjukan arah yang jelas.
Contoh:
a) Pengembangan sumber daya laut terhadap peningkatan pendapatan daerah (kurang jelas)
b) Upaya meningkatkan pendapatan daerah melalui sektor perikanan laut pada Pemerintah DKI Jakarta (lebih jelas).
D. Kalimat Tesis
Untuk menyusun sebuah kerangka karangan diperlukan kalimat tesis. Kalimat tesis adalah rumusan singkat gagasan sentral sebuah karangan. Kalimat tesis merupakan ide sentral karangan yang disusun secara teknis.
Ciri-ciri tesis yang baik:
1. berisi gabungan rumusan topik dan tujuan;
2. penekanan topik sebagai suatu pengungkapan pikiran;
3. pembatasan dan ketepatan rumusan;
4. berupa kalimat lengkap terdapat subjek dan predikat (objek);
5. Menggunakan kata khusus dan denotatif (lugas);
6. berupa pernyataan positif – bukan kalimat tanya, bukan kalimat seru, dan bukan kalimat negatif;
7. dapat mengarahkan, mengembangkan, dan mengendalikan penulisan, dan
8. dapat diukur dan dibuktikan kebenaranya.
Contoh:
Topik : Upaya meingkatkan penjualan sepatu bata di Asean 2009.
Tujuan : Membuktikan bahwa sepatu bata Indonesia diminati oleh konsumen di Asean 2009.
Tesis : Pemasaran sepatu bata di Asean 2009 dapat dingkatkan dengan mempertinggi daya saing terhadap produk lain.
E. Kerangka Karangan
Mengarang adalah mengorganisasi ide. Pengorganisasian ide diawali dengan menyusun kerangka karangan. Dengan kerangka karangan, rangkaian ide dapat disusun secara sistematis, logis, terstruktur, dan teratur.
Kerangka karangan merupakan rencana penulisan yang mengandung ketentuan bagaimana kita menyusun karangan itu. Kerangka karangan juga akan menjamin bahwa penulisan akan bersifat konseptual, menyeluruh, terarah, dan bersasaran bagi target pembacanya. Selain itu kerangka karangan akan menghindarkan kemungkinan kesalahan terutama dalam mengembangkan detail-detailnya.
Fungsi kerangka karangan:
1. memudahkan pengendalian variabel,
2. memperlihatkan pokok bahasan, sub-sub-bahasan, dan memberi kemungkinan perluasan bahasan tersebut sehingga memungkinkan penulis menciptakan suasana kreatif sesuai variasi yang diinginkan.
3. mencegah pembahasan keluar dari sasaran yang sudah dirmuskan dalam topik, judul, masalah, tujuan, dan kalimat tesis,
4. memudahkan penulis menyusun karangan secara menyeluruh
5. mencegah ketidaklengkapan pembahasan ide,
6. memperlihatkan kekurangan atau kelebihan materi pembahasan.
Bentuk kerangka karangan dapat dibedakan atas kerangka kalimat dan kerangka topik.
1. Kerangka kalimat menggunakan kalimat deklaratif (berita) yang lengkap untuk merumuskan setiap topik, subtopik maupun sub-sub topik.
Contoh:
I. Pendahuluan
1. Latar belakang membahas kesenjangan konsep ideal dan fakta, kajian pustaka, dan penalaran yang menimbulkan masalah.
2. Masalah merumuskan pernyataan yang hendak dibahas.
3. Tujuan berisi upaya yang hendak dicapai.
4. Pembatasan masalah merinci ruang lingkup pembahasan konsep, tempat penelitian dan waktu penelitian.
5. Metode pembahasan menguraikan cara menganalisis.
II. Deskripsi teori berisi kajian teoritik variable pertama dan kedua.
1. Deskripsi variable pertama, teori x berisi definisi dan deskripsi singkat.
2. Deskripsi variable kedua, teori y berisi definisi dan deskripsi singkat.
III. Metode Penelitian membahas cara meneliti, cara mengumpulkan data, dan cara menganalisis sampai mendapatkan hasil analisis data.
IV. Deskripsi data menggambarkan data, menganalisis data, dan hasil analisis.
V. Keimpulan menafsirkan hasil analisis, dan menyampaikan saran atau rekomendasi.
2. Kerangka topik berisi topik dan sub-subtopik yang berupa frasa, nukan kalimat lengkap.
Menyusun kerangka karangan berarti merinci topik berdasarkan kalimat tesis ke dalam subtopik, merinci subtopik menjadi unsur-unsur subtopi yang lebih kecil. Untuk menyusun kerangka karangan perhatikan proses berikut ini:
a. Merumuskan topik menjadi rumusan masalah, tujuan, dan kalimat tesis,
b. Menyusun rincian kalimat tesis menjadi tesis kerangka dasar/ ragangan yang terdiri pendahuluan dan bahasan utama, masing-masing disertai judul bab.
c. Merinci kerangka dasar (ragangan) menjadi kerangka sempurna dengan merinci bab menjadi subbab, dan merinci subbab menjadi sub-subjudul yang lebih kecil, serta tambahan unsur pembuka dan unsur penutup.
Misalnya, kita akan menulis karangan mengenai kegiatan sebuah universitas pada periode tertentu. Mula-mula kita memecahkan merinci kaimat tesis menjadi topik tersebut ke dalam suatu babakan besar. Perhatikan contoh berikut ini.
Tesis : Manajemen pemasaran sepatu bata di Asean sampai dengan pertengahan 2009 belum optimal sehingga perlu diupayakan peningkatannya dengan mempertinggi daya saing terhadap produk lain.
Kerangka kasar menuju kerangka sempurna
Kerangka kasar (ragangan)
I. Penjualan yang sedang berlangsung
II. Peningkatan penjualan
III. Prospek penjualan 2009
Setelah diperoleh kerangka dasar, penulis memikirkan rincian setiap bab kasar di atas menjadi sebuah kerangka yang lebih terinci.
Upaya meningkatkan penjualan sepatu bata di Asean 2009.
I. Penjualan yang Sedang Berlangsung
1.1 Konsep Penjualan Tradisional
1.2 Kualitas Produk
1.3 Promosi
II. Peningkatan Penjualan Periode 2009
2.1 Strategi Penjualan
2.2 Kualitas Produk Standar Internasional.
2.3 Promosi Multimedia.
Untuk Menyusun kerangka karangan yang baik, penulis perlu memperhatikan kriteria berikut:
1. Menggunakan bentuk kerangka standar,
2. Menggunakan inden atau lurud secara konsisten, dan tidak mengombinasikan bentuk-bentuk tersebut secara bersamaan dalam sbuah kerangka karangan,
3. Menggunakan penomoran secara konsisten (angka desimal; angka romawi; kombinasi angka romawi, huruf, dan angka arab),
4. Setiap judul bab diberi nomor secara konsisten,
5. Setiap detai unsure diberi nomor secara konsisten,
6. Penomoran tidak melebihi empat angka (digit), dan
7. Kerangka karangan tidak sama dengan daftar isi.
Kerangka sistem lekuk, dengan angka romawi, huruf kapital, dan angka arab.
Upaya Meningkatkan Krativitas Baru Mahasiswa dalam Kewirausahaan
I. Pendahuluan
II. Potensi Akademik Mahasiswa
A. Potensi Kecerdasan
B. Keahlian BIdang Studi
C. Tenaga Kerja Intelektual
III. Paradigma Kewirausahaan
A. Potensi Kewirausahaan
B. Sumber Kreativitas Baru
C. Budaya Kewirausahaan
IV. Strategi Berwirausaha
A. Staregi Awal
1. Konsep
2. Modal
3. Produk
4. Pasar
B. Evaluasi Perencanaan dan Pengembangan
C. Perencanaan Awal
D. Pengembangan Semester Pertama
E. Evaluasi dan Pengembangan Semester Kedua
F. Evaluasi, Prencanaan, dan Pengembangan Tahun Kedua.
Kerangka sistem Lurus dengan angka romawi dan desimal
Upaya Meningkatkan Krativitas Baru Mahasiswa dalam Kewirausahaan
Bab I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Pembatasan Masalah
1.5 Manfaat Penelitian
BAB II KERANGKA TEORI
1.1 Deskripsi Teori
1.1.1 Deskripsi teoritik variable pertama (definisi, gambaran konsep)
1.1.2 Deskripsi teoritik variable kedua (definisi, gambaran, konsep)
1.2 Kerangka Berpikir
1.3 Rumusan Hipotesis
BAB III METODE PENELITIAN
1.1 Metode Penelitian
1.2 Populasi dan Sampel
1.3 Variabel
1.4 Instrumen
1.5 Prosedur Pengukuran
1.6 Teknik Analisis
BAB IV HASIL PENELITIAN
1.1 Deskripsi Data
1.2 Pengujian Data
1.3 Hasil Pengujian
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
1.1 Kesimpulan (interpretasi atas hasil penelitian)
1.2 Saran
PENALARAN KARANGAN
A. Pengertian
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empiric) yang menghasilkan sejumlah kkonsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proporsi-proporsi yang sejenis. Berdasarkan sejumlah proporsi yang diketahui atau di anggap benar, orang menyimpulkan sebuah proporsi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Kata nalar berasl dari kata bahasa arab “nazara” yang artinya “melihat”. Berlainan dengan kara ra” yang artinya meliaht juga. Kata ini mengisyaratkan bahwa menalar tidak sekedar melihat dengan mata, namun, memandang sesuatu dari sudut logikanya. Dengan nalarnya, orang menghubungkan pengamatan (observasi berdasarakan empiric) dengan kejadian-kejadian yang ada di dunia ini. Kemudian, pengamatan dan kejadian tersebut menjadi suatu konsep dan pengertian baru.
Penalaran karangan memilki beberapa pengertian:
1. Proses berpikir logis, sistematis, terorganisasi dalam urutan yang saling berhubungan sampai dengan simpulan,
2. Menghubung-hubungkan fakta atau data sampai dengan suatu simpulan,
3. Proses menganalisis suatu topik sehingga menghasilkan suatu simpulan atau pengertian baru,
4. Dalam karangan terdiri dua variabel atau lebih, penalaran dapat diartikan mengkaji, membahas, atau menganalisis dengan menghubung-hubungkan variabel yang dikaji sampai menghasilkan suatu derajat hubungan dan simpulan,
5. Pembahasan suatu masalah sampai menghasilkan suatu simpulan yang berupa pengetahuan atau pengertian baru.
Unsur penalaran karangan ilmiah:
1. Topik yaitu ide sentral dalam bidang kajian tertentu yang spesifik dan berisi sekurang-kurangnya dua variabel.
2. Dasar pemikiran, pendapat, atau fakta dirumuskan dalam bentuk proposisi yaitu kalimat pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya atau kesalahannya.
3. Proses berpikir ilmiah yaitu kegiatan yang dilakukan secara sadar, teliti, dan terarah menuju suatu kesimpulan.
4. Logika yaitu metode pengujian ketepatan penalaran, penggunaan argumen (alasan), argumentasi (pembuktian), fenomena, dan justifikasi/pembenaran.
5. Sistematika yaitu seperangkat proses atas bagian-bagian atau unsur-unsur proses berpikir ke dalam suatu kesatuan.
6. Permasalahan yaitu pertanyaan yang harus dijawab (dibahas) dalam karangan.
7. Variabel yaitu unsur satuan pikiran dalam sebuah topik yang akan dianalisis.
8. Analisis (pembahasan, penguraian) dilakukan dengan mengidentifikasi, mengklasifikasi, mencari hubungan (korelasi), membandingkan, dll.
9. Pembuktian (argumentasi) yaitu proses pembenaran bahwa proposisi itu terbukti kebenarannya atau kesalahannya.
10. Hasil yaitu akibat yang ditimbulkan dari sebuah analisis induktif atau deduktif.
11. Kesimpulan (simpulan) yaitu penafsiran atas hasil pembahasan, dapat berupa implikasi dan inferensi.
B. Penalaran Induktif
Penalaran Induktif adalah proses berpikir logis yang diawali dengan observasi data, pembahasan, dukungan pembuktian, dan diakhiri kesimpulan umum.
Penalaran induktif pada dasarnya terdiri tiga macam: generalisasi, analogi, dan sebab akibat.
1. Generalisasi adalah proses penalaran berdasarkan pengamatan atas sejumlah gejala (data) yang bersifat khusus, serupa, atau sejenis yang disusun secara logis dan diakhiri dengan kesimpulan yang bersifat umum.
2. Analogi adalah proses penalaran berdasarkan pengamatan terhadap gejala khusus dengan membandingkan atau mengumpamakan suatu objek yang sudah teridentifikasi secara jelas terhadap objek yang dianalogikan sampai dengan kesimpulan yang berlaku umum.
3. Sebab akibat adalah proses penalaran ber-dasarkan hubungan ketergantungan antargejala yang mengikuti pola sebab-akibat, akibat-sebab, atau sebab-akibat-akibat.
C. Penalaran Deduktif
Penalaran Deduktif adalah proses berpikir logis yang diawali dengan penyajian fakta yang bersifat umum, disertai pembuktian khusus, dan diakhiri simpulan khusus yang berupa prinsip, sikap, atau fakta yang berlaku khusus.
D. Isi Karangan
Isi karangan dapat berupa sajian fakta (benda, kejadian, gejala, sifat atau ciri sesuatu), pendapat/sikap tanggapan, imajinasi, ramalan dan sebagainya.
Karya ilmiah berisi sajian Ilmu Pengatahuan dan teknologi, membahas permasalahan, pembahasan, dan pembuktian. Dalam bagian ini akan dibahas hal-hal yang berhubungan dengan fakta, generalisai, spesifikasi, klasifikasi, perbandingan dan pertentangan, sebab-akibat, analogi, dan perkiraan (ramalan).
1. Generasilasi dan Spesifikasi
Generasilasi adalah pernyataan yang berlaku untuk semua atau sebagian besar gejala yang diamati.
2. Klasifikasi
Klasifikasi adalah pengelompokan fakta berdasarkan atas ciri atau kreiteria tertentu.
3. Perbandingan dan Pertentangan
Perbandingan membahas kesamaan dan kemiripan sedangkan pertentangan membahas perbedaaan dan ketidaksamaan.
4. Sebab dan Akibat
Suatu peristiwa dapat menyebabkan serangkaian akibat sehingga timbulah serangkaian sebab-akibat.
5. Analogi
Analogi adalah suatu bentuk kias persamaan atau perbandingan dua atau lebih objek yang berlainan, misalnya manusia dan semut, malaekat dan manusia. Kedua objek tersebut dicari persa-maannya (bukan perbedaannya).
6. Ramalan dan Perkiraan
Ramalan adalah semacam inferensi yang berisi pernyataan tentang sesuatu yang terjadi pada waktu yang akan datang.
E. Kesimpulan (Simpulan)
Data yang dianalisis dan dievaluasi menghasilkan fakta. Fakta hasil analisis dapat diinterpretasikan menjadi suatu kesimpulan yang dapat berupa: perkiraan, implikasi, inferensi, atau tindakan.
1. Implikasi adalah simpulan yang bersifat melihat data, artinya dalam kesimpulan itu terkandung hasil analisis data. Misalnya: “Sore hari ini tidak hujan.” Kesimpulan ini diambil berdasarkan fakta yang masih terlihat pada saat simpulan dibuat, cuaca langit tampak cerah, matahari bersinar terang, tanpa awan hitam.
2. Inferensi diambil berdasarkan analisis yang bersumber pada referensi atau rujukan yang datanya tidak dapat diamati secara langsung dan tidak terkait langsung dengan kalimat simpulan. Misalnya: Majapahit kerajaan di Jawa Timur mengalami kejayaan pada masa kekuasaan Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada. Simpulan atas data ini didasarkan pada tanda-tanda atau sisa-sisa yang masih dapat diamati sebagai argumentasi (pembuktian) – tidak secara langsung.
3. Tindakan adalah simpulan yang dilakukan sebagai tindak lanjut dari suatu kajian. Misalnya, setelah dilakukan studi yang mendalam, sebuah perusahaan hampir bangkrut karena mesin (teknologi) yang digunakan sudah usang. Alternatif solusi: menjual perusahaan dengan harga murah atau meminjam uang di bank untuk peremajaan mesin produksi maka simpulan yang diambil berupa tindakan.
DAFTAR PUSTAKA
http://speak-in-bahasa.blogspot.com/2010/07 penalaran-karangan.html
Gani A.Ramlan dan Z.A Fitriyah Mahmudah, Disiplin Berbahasa Indonesia, FITK PRESS, Jakarta, 2010.
Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk menyebarkan materi ini....
BalasHapusok sama-sama semoga bermanfaat
BalasHapusterimakasih yaa materinya bermanfaat banget :D
BalasHapus